Sun Wukong, atau yang dikenal luas sebagai Monkey King, adalah salah satu tokoh paling legendaris dalam sejarah sastra dan mitologi Tiongkok. Ia tidak hanya menjadi pahlawan dalam novel klasik Journey to the West (Xi You Ji), tetapi juga simbol kekuatan, kebebasan, pemberontakan, dan akhirnya, pencerahan. Kisahnya yang penuh warna menggabungkan unsur mitologi Taois dan Buddhis, fantasi epik, serta filosofi moral yang mendalam. Artikel ini membahas sejarah lengkap dari Sun Wukong, mulai dari kelahirannya, pemberontakannya terhadap langit, hingga pengaruh besarnya dalam budaya modern.
Asal-Usul Ajaib Sun Wukong Lahir dari Batu Sakti
Sun Wukong diceritakan lahir dari sebuah batu abadi di puncak Gunung Bunga dan Buah (Hua Guo Shan), sebuah tempat suci yang kaya akan kehidupan. Batu tersebut telah menyerap energi dari langit dan bumi selama ribuan tahun hingga akhirnya retak dan melahirkan seekor kera dengan kecerdasan luar biasa. Begitu lahir, ia bisa berjalan, berbicara, dan segera menjadi pemimpin di antara kawanan kera di gunung tersebut.
Sun Wukong dan Pencarian Keabadian
Setelah memimpin kaumnya, Wu Kong merasa takut akan kematian dan memulai perjalanan untuk mencari keabadian. Ia berguru kepada seorang pertapa Taois bernama Subhuti, yang mengajarinya berbagai ilmu gaib: kemampuan mengubah bentuk menjadi 72 makhluk yang berbeda (72 Transformasi), berjalan di awan sejauh 108.000 li, dan berbagai sihir pertahanan dan serangan. Namun, sifatnya yang arogan dan suka pamer menyebabkan ia diusir, menandakan awal dari kisah pemberontakannya terhadap tatanan surgawi.
Pemberontakan Sun Wukong terhadap Langit dan Para Dewa
Dengan kekuatan dan keabadian yang ia miliki, Sun Wukong merasa dirinya layak dihormati oleh langit. Para dewa mencoba menenangkan dengan memberinya jabatan “Penjaga Kuda Surgawi” di istana langit. Namun, begitu mengetahui bahwa jabatan tersebut hanya simbolik dan rendah, ia marah besar dan kembali ke bumi dengan mengumumkan gelar baru: “Raja Seteru Langit” (Qi Tian Da Sheng).
Setelah itu, ia menyerbu istana Raja Naga Laut Timur dan mengambil tongkat emas ajaib bernama Ruyi Jingu Bang, sebuah senjata sakti yang bisa berubah ukuran dan berat sesuai kehendaknya. Tak berhenti di situ, ia juga mencuri buah keabadian dari pohon milik Ratu Ibu Barat dan menelan pil keabadian milik Laozi. Kekacauan besar pun terjadi, dan Surga kewalahan menaklukkan sang kera sakti.
Sun Wukong Dikalahkan oleh Buddha dan Terpenjara
Akhirnya, Buddha turun tangan. Dalam ujian kesombongan, Wu Kong diminta melompat keluar dari telapak tangan Buddha. Ia dengan percaya diri meloncat jauh, tapi pada akhirnya ia tetap berada dalam kekuasaan Buddha. Sebagai hukuman, Buddha menjatuhkan Gunung Lima Elemen di atas dirinya dan menyegelnya selama 500 tahun.
Sun Wukong dalam Perjalanan ke Barat Dari Pelindung ke Pejuang Spiritual
Setelah setengah milenium terkurung, Sun Wukong dibebaskan oleh Biksu Tang Sanzang (Xuanzang), yang ditugaskan pergi ke India untuk mengambil kitab suci Buddha. Atas perintah langit, Wu Kong ditunjuk sebagai pengawal sang biksu dengan imbalan pengampunan dosa dan peluang mencapai pencerahan. Namun, karena sifat liar Wu Kong belum sepenuhnya jinak, sang biksu memasang cincin emas di kepala Wu Kong. Jika ia membangkang, mantra dari Tang Sanzang akan membuat cincin itu mengencang dan menyebabkan rasa sakit luar biasa.
Transformasi Sun Wukong Dari Kera Nakal ke Sosok Bijaksana
Perjalanan ke Barat bukanlah tugas mudah. Mereka menghadapi 81 rintangan termasuk iblis, monster, dan tipu daya makhluk halus yang ingin mencuri daging suci Tang Sanzang. Di sepanjang perjalanan, Wu Kong menunjukkan keberanian, kecerdasan, dan kesetiaan, meski kadang emosinya masih meledak-ledak. Ia juga sering berbeda pendapat dengan Tang Sanzang yang lebih lemah lembut dan terlalu percaya pada orang lain.
Lambat laun, Wu Kong mulai memahami arti sejati dari pengendalian diri dan keikhlasan. Transformasinya dari makhluk sombong menjadi pelindung bijaksana menjadikannya simbol penting dalam perjalanan spiritual manusia: dari nafsu liar menuju kebijaksanaan sejati.
Makna Filosofis di Balik Karakter Sun Wukong
Sun Wukong melambangkan kekuatan pikiran manusia yang liar, kuat, dan sering kali tak terkendali. Dalam pandangan Buddhisme, ia adalah representasi dari “xin” (心) atau hati/pikiran yang harus dijinakkan agar bisa mencapai pencerahan. Sementara dalam pandangan rakyat, ia adalah simbol perlawanan terhadap kekuasaan yang menindas dan hukum yang kaku.
Tongkat sakti Ruyi Jingu Bang adalah lambang kekuatan besar yang dapat dikontrol. Cincin emas di kepalanya melambangkan batas dan disiplin diri yang harus diterapkan pada kekuatan dan kecerdasan. Wu Kong tidak kehilangan kekuatannya selama perjalanan, tetapi ia belajar untuk menggunakannya dengan bijak demi kebaikan bersama, bukan untuk kepuasan pribadi.
Sun Wukong dan Akhir Perjalanannya Menuju Pencerahan
Setelah melewati banyak cobaan, rombongan Tang Sanzang akhirnya tiba di India dan memperoleh kitab suci. Karena jasanya dan transformasi spiritualnya, Sun Wukong diangkat menjadi Buddha Kemenangan dalam Pertempuran (Dou Zhan Sheng Fo). Menandakan bahwa ia telah mencapai kebijaksanaan tertinggi dan dibebaskan dari siklus kelahiran kembali (samsara). Ini adalah akhir dari perjalanan luar biasa yang dimulai dari batu, menjadi raja kera, pemberontak langit, dan akhirnya makhluk tercerahkan.
Warisan Budaya dan Pengaruh Global
Sun Wukong mewariskan budaya yang luas dan mendalam, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai adaptasi dalam seni tradisional seperti opera Beijing, lukisan, ukiran, dan sastra rakyat yang menggambarkannya sebagai sosok pahlawan karismatik dan penuh warna. Pengaruhnya juga merambah budaya populer modern, di mana ia menjadi inspirasi tokoh Goku dalam anime Dragon Ball. Hadir sebagai karakter dalam berbagai video game seperti League of Legends, Honor of Kings, dan Warframe, serta muncul dalam berbagai film dan serial, mulai dari The Monkey King.